ABRAKADABRA CINTA

Minggu, 21 April 2013


Sudut-sudut kedai kopi dikawasan kemang sudah tampakterlihat sepi, satu persatu orang yang berkerumun telah meninggalkan cangkiryang tersisa hanya ampas kopi  dan meletakkanlembaran uang tip disamping cangkirnya. satu dua orang bahkan sekelompok oranggonta-ganti menghampiri gue, walau sekedar bertanya “Kok bisa?” atau “gimanacaranya?” dan terakhir “boleh minta nomor handphone?”

Bagi gue, pertanyaan-pertanyaan itu sudah biasa ditelingague. semenjak gue mulai serius dengan hobby sulap dan hipnotis, gue merasahidup gue selalu berpesta. Bahagia dan membahagiakan orang. Gue gak peduliseberapa banyak orang yang menduga seorang pesulap atau hipnotis semuanya bohong. Selama gue masih melihat orangtertawa atau minimal tersenyum, selama itulah gue merasa jadi orang palingberuntung sedunia.

Tapi keberuntungan gue bertolak belakang pada cinta. Lagi-lagicinta. Nama itu? Selalu membuat gue merasa menjadi pecundang. Hampir semuaorang selalu konsultasi tentang cinta mereka yang tak kunjung lenyap ataumenunggu cupid memanah sang pujaannya, layaknya seorang yang sempurnaterhadap cinta, gue selalu memberikan solusi pada mereka dan berhasil. Tapi kenapa guenggak? AH…

“Udah rapihkan semuanya. Yuk.. ntar keburu malem.” Donamenggamit tangan gue, moment-moment ini selalu membuat jantung gue berdegupkencang.

Cewek yang gak pernah bisa buat gue bersikap wajar, selalukeringetan bahkan panas dingin setiap gue natap wajahnya. Bola mata yang bulat terdapatmanik mata kecoklatan, membuat gue susah mengatur nafas yang semakin lamasemakin memburu keindahannya, kulit wajah yang putih menambah aksen keanggunandan rambutnya yang panjang dan hitam membuat Dona semakin cantik. DONA—seorang cewekyang sudah gue kenal dua tahun lamanya, dia tak mengetahuinya diam-diam membuatreward  ke gue sebagai cowok paling pengecut sedunia.

“Loh kok diem? Ayok Ri..”

“Oh iya.. ngg, ayok..”

Dona selalu menemani gue ketika gue show untuk sulap danhipnotis. Dan kehadiran Dona seakan mempunyai magnet yang selalu memberikan guesemangat. Gue merasa hidup gue seperti ketergantungan dan seakan mempunyaicandu yang harus terus-menerus berada didekat Dona jika gue butuh asupansemangat.

“Tadi permainan lo bagus banget. Selalu ada yang beda kalolo tampil.” Ucap Dona seraya melingkarkan tangannya di pinggang gue setiapberboncengan di atas motor.

Lagi dan Lagi, perasaan gue gak karuan setiap diamengeratkan pelukannya. Gue semakin tak konsentrasi tapi gue berusaha bersikapwajar.  Wangi parfumnya selalu membuatgue mabuk dan membuat gue selalu menghayal bagaimana rasanya menjadi pacarDona.

“Kan ada lo..” Gue terkekeh disusul dengan bunyi startermotor gue.

Dona mencubit perut gue dengan lembut, dan itu yang selalugue suka dari Dona. Selalu banyak cara mengambil hati gue yang semakin lamasemakin terkikis dengan ukiran-ukiran wajahnya. Tetapi entah mengapa setiap guemerayunya, Dona hanya bisa tersenyum atau sesekali tertawa tak pernah merespondengan hal-hal yang membuat gue mempunyai keberanian untuk mengungkapkan semuaisi hati gue.

“Don..”

“mmmm”
“Masih jam setengah Sembilan nih, belum malem banget. Makan yuk.”

Dona mengerutkan alisnya dan menatap wajah gue dari pantulankaca spion “Loh, tadi kan udah makan?”

“Bagi gue makan itu ya makan nasi, bukan makan kue. Gak kenyanggue.”

“mmmmm, kebiasaan deh. Yaudah..”

Gue sengaja melakukan hal itu. Selama masih ada waktu buatberdua dengan Dona, gue selalu memanfaatkan kesempatan itu. Kesempatan yang gakpernah bosan gue ulangi setiap waktunya.

***

Semilir angin malam berhembus di taman kafe yangdipenuhi dengan hiasan lampu bergantian menembus  kulit Dona yang terbalut dengan dress berwarnabiru laut. Sepertinya Dona kedinginan, terlihat Dia menghusap-usap lengannyaberkali-kali. Gue langsung memberikan jaket gue ke Dona, hal itu wajardilakukan oleh setiap cowok. Tapi alasan gue seperti ini cuma satu, semogawangi Dona melekat di jaket gue. agar bisa gue hirup setiap gue beranjak tidur.

“Thanks ya.. tau aja gue kedinginan.”

“Apa sih yang nggak gue tau dari lo.” Gue tersenyumkearahnya, entah berapa lama gue mengaduk-aduk es coklat yang ada didepan guesambil memaksa untuk menatap Dona yang sedang melahap sepiring nasi goreng seafoodyang telah terhidang.

“Don..gue mau tanya deh sama lo.”

“Yaelah tanya aja kali.”

Gue menghembuskan nafas perlahan, berharap kegugupan gueberangsur-angsur pulih.

“Don, kalo seandainya.. seandainya nih ya.. ada orang yangsuka sama lo. lo bersikap gimana?”

Dona menghentikan kegiatan makannya, Dia menatap gue lekat. Guemerasa jiwa gue semakin melayang, meninggalkan semua  rasa penasaran dan rasa pengecut gue padaDona.

“Itu gak mungkin.”

 “Maksud lo apanyayang gak mungkin?” gue menatap tatapannya yang semakin lama seperti merasakankeanehan dalam dirinya.

“Ya soalnya gue lagi suka sama seseorang.”

“Siapa?... gue?.....”

“Ng—“

Gue langsung membungkam mulutnya, menurut gue ini bukan suasana yangpas untuk bertanya lebih jauh siapa orang yang disukainya lalu mendengarkanjawabannya. Persetan dengan segala sesuatu yang membuat gue semakin pecundang. Sekaranggue nekat untuk melakukan semuanya demi Dona. Demi perasaan gue yang harusdiberikan petunjuknya.

Gue langsung menuju kepanggung kecil yang telah disiapkanoleh pemilik kafe untuk memberikan fasilitas kepada para pengunjung agar dapatmemberikan hiburan kepada pengunjung lainnya.

“Mohon perhatian untuk semuanya.” Gue mengeraskan suarasambil mengambil sebuah tisu dan korek api yang gue selipkan disaku celana.

Semua pengunjung menghentikan kegiatan makan dan cengkramannya, mereka menatap pada satu tujuan; gue. begitu juga dengan Dona,sambil memangku tangan kanannya dia menatap gue sambil sesekalimenggeleng-gelengkan kepalanya.

“Saya ingin menghimbur kalian semua dengan sulap.”

Semua pengunjung dalam kafe bertepuk tangan bersamaan denganrasa berdegup kencang gue yang semakin lama semakin tak karuan.

“Mohon bantuannya buat wanita yang diujung sana.bisa majukesini.” Gue menunjuk Dona yang masih celingak-celinguk tanda tak mengerti.

“Gue?”

Gue mengangguk tanda mengiyakan bahasa mulutnya yangmenunjuk dirinya untuk menemani gue bermain sulap.

Dengan langkah yang perlahan, Dona menghampiri gue besertatatapan para pengunjung yang bolak-balik menatap gue dan Donabergantian.

“Lo ada-ada aja si.” Dona membisikan ke telinga gue setelahdia bersisian dengan gue.

 “Udah tenang aja, loikutin gue aja. Itung-itung amal.” Gue balas membisik ke telinga Dona yangmendadak menjadi aneh.

“Oke semuanya, mungkin sulap gue terlalu simpel. Tapi gueberharap ini dapat menghibur kalian.” Gue bersiap-siap melakukan moment yangbuat gue mendadak semakin berkeringat.

“Kalian tau ini tisu, mudah terbakar.” Gue menggerak-gerakantisu kesana-kemari.

Semua orang memperhatikannya, termasuk Dona yang telahterbiasa melihat sulap gue.

“Kalo tisu ini dibakar, kalian tau ini akanberubah bentuk.”

“GAK MUNGKIIN.” Salah satu pengunjung yang memperhatikanberteriak.

“Oke akan saya buktikan.”

Gue langsung menyalakan korek api dan langsung membakartisu. Dengan secepat kilat tisu tersebut berubah menjadi sebuah bunga melatiyang cantik. Terdengar suara riuh para penonton dan memberikan tepuktangan kearah gue. Dan dengan mental yang harus gue perkuat, ini saatnya!

Gue berhadapan dengan Dona yang masih menepuk tangannyauntuk gue.

“Bunga ini, saya persembahkan untuk seseorang yang selamaini sangat saya sayang, sangat saya cintai.” Gue menggantungkan kalimat,mengumpulkan semua keberanian gue untuk meneruskan semuanya.

“Dona..”

Dona meruncingkan kedua alisnya menatap wajah gue, semburatwajah bingungnya nampak tercetak.

“Don.. gue suka sama lo.. lo mau gak jadi cewek gue.” seakanwaktu berhenti berdetak, tidak mengembalikan rasa ketenangan yang semakin lamasemakin tak dirasakan gue.

Gue berharap orang yang disukai Dona adalah gue, bukansiapapun. Gue yakin, Dona mencintai gue sama seperti gue mencintainya. Gueyakin, tidak ada cowok lain selain gue yang selama ini menemani dia dalamkesedihannya, bahkan kesendiriannya. Gue yakin, cowok yang disukai Dona adalahgue.

“Ri….” Ucap Dona dengan gusar.

Semua orang menatap gue dan Dona, ada yang berteriak “TERIMA”dan ada sesekali orang yang berteriak histeris. Pasti para cewek denganwajah mupeng ingin merasakanbagaimana rasanya menjadi Dona yang ditembak dengan suasana romantis.

“Jawab Don..”

Dona menghembuskan nafas dengan perlahan lalu menerima sekuntum bunga melati pemberiangue. waktu terasa lambat berjalan, gue ingin mengetahui isi hati Dona secepatkilat!

“Ri—“ Dona menggantungkan ucapannya, memberikan jeda yang membuat gue menerka-nerka semua perasaannya.

“Ri,, kita sama-sama cewek. Gue tau lo itu tomboy.. Lo SADAR DONG TARI!!!  DEKET bukan berarti kita PACARAN! ITU GAK MUNGKIN!”


Janji Sang Semesta

Rabu, 20 Februari 2013


Genggaman erat dalam tanganmu membuat aku semakin tak berdaya dan berat untuk meninggalkanmu sekarang. Bagaimana bisa, perbedaan kita sangat jelas nyatanya setelah Tuhan mengubah cara perasaan kita lebih dalam lagi. Aku tau, perbedaan itu indah,, tapi perbedaan kita bukan hanya keindahan melainkan pertarungan kita melawan perbedaan keyakinan kita.

“Kamu taukan, bagaimana dosanya kita kalo kita terus bersama dan melawan takdir?”

Aku hanya bisa mengangguk lesu, aku selalu merinding setiap kali kita membicarakan hal yang sama. Aku tak pernah membenci takdir Tuhan, hanya saja aku sedang bermain dengan kemalangan. Nasib yang sulit kurubah dalam waktu yang tak ditentukan. Aku hanya menunggu siapa yang lebih dulu mengalah dan bertahan dengan perjanjian kita.

“Janji Tuhan itu gak pernah main-main kan? aku percaya bahwa kita bisa nyatu.”

Kepercayaan terhadap janji Tuhan sekarang selalu ku pegang. Kita tak pernah lelah untuk berhenti mengeja tiap bait do’a-do’a dengna cara kita yang berbeda. Gelarlah apa yang menjadi kitabmu dan tak henti-hentinya ku memohon dalam kitabku. Janji tuhan itu indah sayang, biarlah cinta sejati kita bekerja tanpa ada rasa gelisah.

“Sekarang, anggap cinta kita adalah sebuah misteri dan udara. Yang tak tau kapan berakhirnya dan hanya bisa dirasakan oleh kita. Aku, kamu, Tuhan ku dengan Tuhan mu, selalu bersepakat dengan takdir kita setelah kita memperjuangkannya. Bertahanlah sayang,, aku tau ini dosa tapi aku lebih berdosa jika selalu melihatmu menangis terus-menerus dalam kebun malam yang indah ini.”
#FF2in1


Ini Pemujamu, Nona..


Lagi-lagi aku tak berkedip melihat wajahnya yang penuh dengan keringat membuat poni rambut di dahinya basah. Tapi aku menyukainya, melebihi rasa suka pada semesta.. Mocca—adik kelas yang membuatku betah berlama-lama dilapangan basket setiap hari Rabu. Aku suka cara dia memainkan mata untuk memburu bola dan mengiringi bola dalam ring. Kekagumanku sejak awal melihatnya membuat aku semakin tak berdaya. 

“Apa yang kau lihat?”

Pertanyaan yang selalu ia lontarkan setiap hari, ketika ia mendapatiku berburu keindahannya sangat terngiang difikiranku setiap harinya. Tapi, memang dasar hati! Tak pernah berkompromi.. lagi-lagi aku hanya tersenyum dan berlalu meninggalkan ia  yang selalu mengerutkan dahinya tanda ia kebingungan dengan sikapku.

Aku memang lelaki, aku merasa gentle. Tapi untuk yang satu ini aku mengalah pada keindahan. Keindahan atas ciptaan Tuhan yang sangat sederhana untuk mencari bahagia membuatku terasa damai dan tenang. Biarlah rasa kekagumanku hanya berpesta dalam hati, selebihnya biar Tuhan yang bercerita.

Sebuah gelang yang cantik berwarna perak, dihiasi mutiara bertuliskan huruf “M”  sudah kugenggam sebelum ia latihan basket hari ini. Jantungku marathon ketika aku berkali-kali melihat jam arloji dan menunggu waktu untuk memberinya. Tapi, memang dasar hati! Atau memang aku pengecut? Aku tak berani menatapnya hanya untuk sekedar mengucap “Hai.” Apalagi langsung memberikan gelang begitu saja.

Seakan cupid pecundang yang sedang memberikan pengarahan dan mengantarkanku untuk menaruh gelang  disamping botol minumannya. Ku letakan gelangku bersisian dengan botol minumannya tanpa sepengetahuan siapapun. Aku langsung pergi dan duduk ditempat semula, ku amati dari kejauhan setelah ia beristirahat dan mengambil botol minumannya. Tampaknya ia tak melihat dan berlalu begitu saja. Aku tertunduk lesu bahkan dua kali lipat! Setelah gelang pemberianku berada dalam genggaman orang yang tak ku kenal.

Ah… mencintaimu dalam diam, menyukaimu dalam diam. Harusnya aku mempunyai sedikit keberanian untuk mengatakan “Aku pemuja rahasiamu..dulu dan sekarang..”

#FF2in1


Aku Boleh Ya, Jadi Pacar Kamu Sehari

Selasa, 19 Februari 2013


Kamu,, 
Sudah tiga tahun mengenalmu dan sekarang aku menikmati kepergian kamu dengan orang lain setelah dia..
iya,, Dia dahulu adalah mantan kamu sebelum aku kenal denganmu dan seseorang yang sekarang adalah pacar kamu setelah aku kenal denganmu.
Kenapa demikian? 
Setelah sekian lama, aku berusaha mati-matian menangkap sinyal kewibawaanmu. mencoba merayumu dalam senyuman indahmu..
Dan apalagi semua yang menjadi bentuk tentangmu, merubah wacana hidupku menjadi sepasang kekasih yang merindukan kedatanganmu.

Apa kamu tak pernah melihatku setiap kamu mengeluh, setiap kamu putus asa, setiap kamu terpuruk ada aku yang selalu memberimu semangat?
Apa kamu tak pernah menganggapku setiap kamu sukses dengan kepribadianmu, setiap kamu bahagia dan setiap kamu pergi bersenang-senang?
Apa yang salah dari cara ku dekat denganmu? Sampai kamu membutakan mata dan telingamu dan memilih orang yang ku anggap salah..

Aku telah berdiri disini dan berada disini jauh sebelum dia datang untuk menggoda perasaanmu..
Aku telah bersusah payah untuk bertahan dari goncangan angin dan badai hanya untuk menunggu kapan kau kembali dan masih melihatku bertahan sendirian..

Aku boleh ya jadi pacar kamu sehari..
Aku ingin merasakan jiwamu dan membelai rambutku dengan hangat..
Aku boleh ya jadi pacar kamu sehari..
Aku ingin merasakan genggangam tanganmu dan kecupan dikeningku..

Awalnya, aku rasa semua caraku mudah untuk kau balas.Tapi ternyata, aku salah menilai seseorang yang baik dan seseorang yang merubahku dengan jadi lebih baik. 
Biarkan aku tetap menunggumu, sampai kamu tau caranya merubah aku untuk hidupmu..
Karena yang benar dan salah sekarang hanya terletak dalam kepribadianmu..

Kamu lelaki..
Yang selalu terus ku anggap istimewa, walau berkali-kali kau menyakitiku dengan cara yang teristimewa..
Tapi memang aku seorang wanita yang keras kepala.
Tak peduli apa yang kau lakukan dan hanya untuk membiarkanmu senang..

Kamu lelaki,,
Yang selalu menggangguku dan membuatku haus akan kediaman lelaki yang mencoba berdesakan dalam hatiku..
tapi selalu saja tempatmu sangat eksklusif dalam hati..
Tak peduli berapa banyak yang mencoba menawarkanku keindahan dan berusaha memberikan penawarnya dalam keadaan yang tak jelas..

Tapi lagi-lagi aku memang keras kepala..
Aku terus membohongi perasaanku dengan keadaan yang nyaman..
Biarlah, kamu bekerja dengan sendirinya dalam otak dan tingkah lakumu..
Asalkan, jangan pernah ada yang kau sentuh untuk disakiti selain aku..

Aku masih disini dan mencoba meminta untuk jadi pacar sehari kamu..
ya,, Aku boleh ya jadi Pacar kamu sehari aja..


Tuhan Kita Berbeda 2


Sudah berapa kali kita meratapinya berulang-ulang? suara bising dalam hiruk pikuk stasiun Tebet tak membuat kita menyudahi diam.Bertahan lebih lama, untuk mengetahui siapa dulu yang mewakili ucapan kita. Aku tau, sudah banyak orang yang melihat kita sebagai topik pembahasan mereka yang bosan menunggu kereta kapan datang. Tatapan mata mereka seakan bertanya bahwa kita sedang berkelahi. 

"Kita mau kemana?" ternyata ia lebih dulu bertanya padaku, nampaknya raut wajah mengalah sudah terlihat bersama hembusan nafasnya yang berat.
"Gak tau."
"Yaudah, ke masjid dulu udah adzan maghrib."

Ku lihat jam arlojiku hampir mengarah pada waktu adzan maghrib. Aku mengekornya sembari melihat ujung sepatuku yang sangat cepat melangkah, menyamai langkah kakimu yang semakin tergesa-gesa.


Dua tahun sudah aku hampir tak mengenal perbedaan kita, nampaknya aku akan menggilai bahkan menikmati waktu detik demi detik kebersamaan kita. Kamu, yang selalu mengingatkanku untuk menyuruhku sholat dan menungguku didepan masjid sembari membuka Alkitab mu..

"Mas, gak sholat?" seorang pria menepuk pundaknya.
"Saya non islam mas."
"Maaf."
"Gak apa-apa."

Senyum yang ikhlas selalu nampak diwajahku setelah aku merapihkan kerudungku dan keluar dari masjid sembari melihat kamu duduk dan serius membaca Alkitab mu. Kita berdua memang sangat mentaati agama, selalu membawa apa yang kita butuhkan untuk bertemu dengan Tuhan dimana kita berada. Tapi entah mengapa,untuk urusan perasaan kita hanya bisa termenung dan berharap Tuhan memberikan penjelasan mengapa perasaan ini ada setelah perbedaan itu sangat nyata.

"Aku lapar."

Ia menatapku setelah memasukan Alkitab kedalam tasnya. Aku sangat suka senyumannya dia yang sangat damai dan dewasa. Aku menyukainya, walau kita tak pernah ada kata untuk mengikat sebagai sepasang kekasih yang berpacaran. 

"Kita makan pecel ayam di sana aja ya." 

Aku tau, waktu yang sebentar ini tak akan ku buang percuma. Setelah akhir-akhir ini kita jarang bertemu karena memutuskan untuk hidup sendiri dan belajar untuk melupakan. Pada akhirnya kamu menghubungiku dan berkata bahwa kamu tersiksa.. Ya, akupun juga sama sepertimu. Tak pernah melihat senyum manismu lagi sambil mengeja do'a-do'a kita bersama-sama adalah sesuatu yang sulit kurubah.

Kita memang ditakdirkan seperti ini. Bertemu. Entah bagaimana caranya Tuhan membuat kita semakin memburu kerinduan. Adakah cinta yang lebih sakit selain perbedaan keyakinan? sesakit-sakitnya kita sekarang, aku anggap selesai. Setelah kita bertemu dan berjalan beriringan sambil melangkahkan kaki bersama. Aku selalu berandai-andai, langkah kaki kita akan berada di tempat langkah kaki Tuhan, dimana kita akan bersama-sama hidup sampai aku atau kamu dipanggil Tuhan.

"Gak apa-apakan makan dipinggir jalan gini?"

Aku mengangguk. Bagiku, setiap bersamanya adalah perjalanan yang tak boleh di sia-siakan. Walau berulang-ulang ketika bersama, ia tak pernah menggandeng tanganku atau merangkul pundakku. Ajaran agama mu bukan muhrim--katanya. Ia sangat menghormati agamaku dan akupun akan sangat menghargai agamanya.

"Kamu makannya jangan lelet. Ntar kemaleman."
"Itukan udah kebiasaan aku. lama."
"Kamu ngeyel aku bilangin."

Aku terkekeh kearahnya, ingin sekali aku mengacak-acak rambut poninya sambil mencubit badannya yang kurus. Aku menginginkan suasana seperti ini, berdua dimanapun tempatnya dan selalu menikmati perhatiannya. 

"Abis kamu makan, ada yang pengen aku omongin." 

Aku menatapnya lirih, perasaan gusar tiba-tiba timbul dalam hatiku. Aku sangat yakin, ia akan menanyakan bagaimana kita selanjutnya? atau ia sudah menemukan solusi yang berat untuk jawaban dari kita selanjutnya. Bagaimanapun, bagian topik pembicaraan yang gak ngenakin adalah pembicaraan tentang kita. Aku tak ingin membahasnya untuk sekarang ini, aku tak ingin menambah prakteknya kita seperti kemarin untuk hidup sendiri-sendiri. AH! aku jadi tak berselera makan. Tapi dengan ucapannya tersebut aku rela memasukan banyak nasi dan pecel ayam di mulutku, agar cepat selesai.

"Udah selesai."

Iapun merapihkan piringnya dan menyeruput es jeruknya sambil menatap kedua manik mataku yang sempat kuhalangi dengan menundukan kepala.

"Kamu taukan, bagaimana dosanya kita dalam agama kalau kita maksain takdir buat nyatuin kita terus 
dalam keadaan kaya gini?"

Akupun mengangguk dalam kalimat permulaannya. Sebagian hati kecilku hampir berteriak dan menangis. mengapa aku tak pernah tega melihat keadaan kita yang semakin sulit ku hindari.

"Aku lebih milih diam. Aku lebih memilih berdebat dengan sang penguasa waktu. Aku berusaha sekeras mungkin, tapi tetap kita memang gak bisa disatuin. Orang tuamu adalah haji,mereka seorang panutan dan pengurus masjid. Sedangkan aku, diasuh oleh seorang pastur. Bagaimana kebodohan kita terjadi seperti ini, aku hanya berusaha berdamai. Tapi...."

Ia mengusap wajahnya sambil memejamkan kedua matanya. Aku hanya bisa diam dan ingin menangis lalu menyalahkan letak kesalahan kita yang tak bisa terbaca oleh siapapun. Semua orang hanya bisa berkata "lupain" tapi bagiku, untukku ini adalah bagian tersulit dalam melupakan seseorang. 

"Kamu seorang wanita, sangat lembut hatinya.. Aku gak ingin kamu ngerasain sakit kaya gini."

Yaa, ini adalah hadiah Tuhan yang diberikan kepada aku dan kamu. Ini adalah ujian tingkat kehidupan kita. Bagaimanapun keadaan kita,ucapan syukurlah yang harus tertanam dari diri kita. Kini aku menyadari, bagaimana seseorang yang disebut cinta sejati adalah seseorang yang terus memperjuangkan haknya tanpa ampun. Dan apakah ia adalah cinta sejatiku? cinta sejati yang sangat jelas pemisahnya.

"Aku akan berusaha sabar.. Aku akan berusaha ikhlas kalau emang ini jalan kita untuk.. berpisah."

Ucapanku kali ini untuk menyadarkan dia, bahwa aku tetap menjadi aku seperti dulu. Tak pernah terpuruk dan akan selalu mempercayai keajaiban Tuhan. Aku ingin ia tak bersusah payah memikirkan hidupku jika ia ingin mengucapkan sesuatu yang akan menyakiti hatiku..

"Kamu gak usah ngomong apa-apa. Biar takdir dan usaha kita yang bekerja."

Aku langsung bergegas berjalan menuju stasiun Tebet kembali, kali ini ia mengekorku dan mengikuti iringan langkahku. Sekarang, iringan langkah semakin berat dan tak ingin meninggalkannya sedetikpun. Aku tak ingin suasana berubah kembali seperti kemarin, seperti kita yang sepertinya tak pernah kenal. Aku ingin sekali berteriak dan memintamu untuk selalu bersamaku. Tapi ah... aku tak ingin memaksakan kehendakmu, biarkan ini jadi kehendakNya biarlah ini jadi upacara perjalanan hidup kita. Karena sesuatu yang dipaksakan akan bertanda hal-hal yang menyakitkan. Dan aku.. tak ingin menyakitimu walau kita sudah sama-sama merasakan kesakitan..

Peron pada stasiun Tebet, tak terlalu ramai seperti waktu sore tadi. Sudah jam delapan, itu tandanya semua orang yang pulang bekerja telah singgah dalam rumahnya masing-masing. Dan aku yang harus naik kereta menuju Depok, masih ingin berlama-lama disini dan lupa rasanya berada dalam rumah.

"Naik cepat, nanti kamu ketinggalan."

Aku mengangguk menatap wajahnya yang berada disampingku. sekarang, nampak sekali wajah raut yang gelisah bersama dengan air mata  yang menggenang dalam matanya yang bulat. Aku tau perasaannya kali ini sangat susah untuk meninggalkanku. Sama seperti aku yang pandai menyembunyikan kesedihan dalam senyumanku.

"Aku sayang kamu."
"Aku juga sayang kamu."

Aku berdiri di pintu kereta yang hampir tertutup. Ia melambaikan tangannya sambil tersenyum padaku. Pertemuan terakhir untuk malam ini, sangat indah hadiahnya.. Aku ingin bertemu dia kembali, bertemu dalam keabadian, bukan perasaan yang seperti ini.. Kereta telah melaju, dan aku tak bisa menatapnya lagi. Malam ini benar-benar membuat perasaanku tak karuan lagi. 

Jika yang tak ku ketahui adalah sesuatu yang harus kujalankan, maka tunjukanlah ketidaktauanku dalam perasaan yang berbeda dan dalam cara memperlakukan yang berbeda pula. Aku tak ingin menyalahkan perasaanku dan bahkan aku tak ingin membenci cara perkenalan ku dengannya. Biarlah Tuhan yang menyetujuinya, karena dialah yang mempertemukan kita. 

Aku berharap, kita baik-baik saja sebelum rasa ini hilang atau masih bertahan dalam wujud yang semakin sesak. Dua tahun lamanya, bukan seperti bocah ingusan yang selalu tertawa sambil bertanya "Tuhan Dimana?" 

"Kita sudah sama-sama dewasa, kita sudah sama-sama tau letak Tuhan kita dimana. Jadi, jangan susah untuk mencari kebenaran kita, karena kita disini masih percaya Tuhan tak tinggal diam dan tak pernah melempar dadu. Aku akan terus berdo'a dalam genggaman salibku dan kamu harus selalu berdo'a dalam sujud sajadahmu." Katanya dia demikian, sebelum kita mengenal arti sebuah pengorbanan





Jakarta, 
Pada waktu kita mengingat segalanya terjadi.


Tuhan Kita Berbeda

Kamis, 14 Februari 2013


Aku ingat pertama kali caramu memperlakukan perkenalan kita.. sengaja berlama-lama menatap wajahku dalam balutan ucapanmu..
Aku ingat bagaimana caramu menyapaku lewat sebuah perbincangan yang hangat.. sengaja kau putar-putar ponsel dan menekan tuts sambil bertanya nomor handphoneku..
Aku ingat sesuatu yang tak pernah kupahami dalam kata-katamu, sesuatu yang hangat dan terasa nyaman.. membuatku tak berdaya semua akan tentangmu..

Dan seindah-indahnya cerita, yang paling menyakitkan adalah keyakinan kita.. Bagaimana Tuhan memperlakukan rasa yang terhalang dengan jeruji besi..
Apa kita tetap bertahan untuk bersama-sama menatap manik mata? untuk bersama-sama menundukan kepala? aku mengadahkan tangan dengan Tuhanku dan kamu mengepalkan tangan dengan Tuhanmu dalam permintaan yang sama.. 
Bukan kebencian yang hinggap di fikiranku, hanya saja aku merasa sedang bermain dengan kemalangan. Nasib yang sulit ku rubah untuk menyudahi atau melanjutkan perjalanan yang tak ku ketahui kapan berakhir.. 

Aku percaya akan tiba masanya, akan ada waktu dimana kita tak lagi mengutuk setiap rasa yang semakin tumbuh untuk mengkulitiku..
Aku percaya Tuhan tak pernah tidur, ia selalu mengamati kita dan menjadikan kita yang terbaik.. Tak selalu terpuruk , apalagi untuk memikirkan tentang rasa..
Aku tahu, hanya kita dan perasaan untuk mencoba berkelana mencari sebuah petunjuk yang memang sulit untuk dicari..

tapi,, semua terasa hambar ketika kau mencoba mengalah melawan yang belum kita perjuangkan..  Mengalah dan belajar untuk menjauh dalam ketidak adilan..
Aku berusaha bersepakat dengan keikhlasan, yang pada akhirnya hanya kau yang ingin menyudahi semuanya sebelum kita terlelah dan belum berperang..
Ya, aku hanyalah aku.. yang berusaha untuk menjaga sesuatu yang aku miliki.. tapi jika kau tak percaya padaku, maka kemusnahan terasa dekat denganku..

Aku hanyalah sesuatu yang tak bisa kau baca lewat keadaan, aku adalah sama seperti keadaan yang kau kucilkan. aku bukan aku yang selalu mengumpat demi mengembalikan kebersamaan kita..
aku hanya mempunyai keikhlasan, yang mengikhlaskan kapan kau pergi dan entah kembali semaumu..
Biarkan senja melihat kita, menjadi saksi pengorbanan sampai disini.. Karena yang hilang dan tak akan bisa menyatu adalah keyakinan berbeda dalam cinta yang sama.. Yaa, aku dengan tasbihku dan kamu dengan salibmu..

rst


Bukan Kamu atau Dia yang salah, Tapi Nasib Komitmen Kita

Selasa, 22 Januari 2013

Perkenalan kita memang indah..
menjadi satu kata yang mewakilkan semuanya..
Perkenalan kita sangat romantis..
menjadi kenangan yang tak terbatas..
Perkenalan kita begitu damai..
seperti kesaksian menuju alam surga..

 aku dan kamu..
senja dan jingga..
bahkan kata kita tak mampu mewakili perasaan..
kamu mampu menembus batas naluriku..
sehingga aku terbiasa menggenggam erat tanganmu..

 Semuanya akan berjalan lancar..
karna kita telah berjanji untuk berkomitmen..
hubungan yang tak mengenal kepahitan..
 dan akan terus mengenal bahagia..

Semenjak kau kenal dengannya..
Tak pernah menaruh rasa curiga..
Dia temanku dan menasehatiku agar terus menjaga hubungan kita..
Teman, yang selalu peduli dengan hubungan ini..
Dan mungkin saja aku berhutang padanya..

Tapi ada sesuatu yang pada akhirnya..

 Kau masih ingat?
ketika aku berusaha sekeras mungkin meminta maaf padamu..
Sesuatu yang tak pernah kuketahui letak salahku.. 
Sesuatu yang terus mengejarmu untuk memaafkanku..
Bahkan, sampai aku basah kuyup kamu masih bisa mengabaikanku..

Sudahlah..
Kejadian itu sudah berlalu..

Kita adalah sepasang penari yang masih amatir..
Belum dapat menyesuaikan gerak indahnya..
Kita adalah sepasang boneka lilin..
Yang tak tau kapan terbakarnya..
Kita adalah sepasang burung dara..
Terbang bebas tak menentu arah..

 Tapi aku ingin menjadi sepasang manusia apa adanya..
Tak peduli keindahan-keindahan dalam imajinasi..
Aku hanya butuh kamu yang dulu..
Sebelum kamu mengenal lebih dalam siapa Dia..

Awalnya..
Aku menaruh harapan..
Pada akhirnya..
Aku menaruh curiga..
Curiga yang tak tak pernah bias..

 Aku tau, aku akan kalah..
Setidaknya aku telah bertarung melawan Rindu..
Semua ucapan dan janji..
Hanya sebatas para pencari cinta yang belum mengerti kesetiaan..

Bukan kamu pelakunya...
Bukan Dia penyebabnya..
Aku tak ingin menyalahkan siapapun..
karna yang benar dan salah hanya dalam fikiran kita masing-masing..

Aku hanya ingin menuntut dimana komitmen kita..
Aku hanya ingin mengembalikan ingatan tentang kita..
Aku hanya ingin memelukmu ke dalam Rindu kita.. 

Jarak pandang kita sudah berbeda..
Kamu dengan Dia..
Dan aku dengan kenangan kita..

 Semua ini memang bukan akhir dari sebuah perjalanan cerita cinta kita..
Semua ini adalah awal kendaraan perjalanan kita..
Hiduplah kamu dengan berbagai musim..
Dan biarkan aku menikmati kesakitan dan tergores dengan kebencian..

 Karena bukan kamu atau dia yang salah..
Tapi bagaimana nasib komitmen kita..  


Long D.R with you

Jumat, 30 November 2012


Long Distance Relationshit eh Relationship-- sorry typo. atau yang sering disebut LDR. dua sepasang manusia, yang sedang dipanah oleh cupid tetapi dipisahkan oleh tempat dalam waktu yang sama. Cinta dalam kata waktu bukan sama sekali obrolan yang membosankan, sering sekali bergerumul dengan kata rindu, memainkan ucapan-ucapan yang sempurna untuk meyakinkan hati masing-masing. Adakalanya terbebani oleh fikiran dan anggapan dalam jawaban oleh mata dan hati. mungkin itu sederhananya jatuh cinta dalam tempat yang berbeda.

Termasuk kita. Dan kali ini aku tak bisa berani banyak mengucap kata "Suatu saat nanti" atau kata "Aku rindu kamu". Karena yang ku tau, sekarang jarak tak bersepakat dengan kita untuk melihat bulan dan bintang bersama-sama. Aku hanya ingin berdo'a dan menitip Rindu pada angin malam yang selalu menemani ku ketika ingatan tentangmu hadir sebelum aku tertidur. Sebuah ucapan memang satu-satunya yang terjitu untuk menenangkan hati. Tuhan tak pernah membiarkan kata salah pada masing-masing perasaan. Memang, seperti setiap orang yang mengutuk jarak dalam cinta, menghabiskan waktu yang tak penting. Tapi bagiku, cinta itu  bukan hanya sekedar bertemu dan melepas kerinduan, mereka tak mengerti ketulusan dan kepercayaan di dalam cinta yang bersebrangan dengan jarak. memang, bukan jaminan ketulusan dan kepercayaan akan terbalas dengan kesetiaan. Tapi setidaknya aku berusaha  untuk memainkan peranku menjadi sepasang kita. Mereka yang tertawa dan meremehkan waktu dan jarak yang semakin ambigu, membuat aku menikmati permainan perasaan yang tak bisa terdefinisikan.

Kamu-- sepasang mata indah dalam manik mata semesta, bayanganmu membaur dalam cahaya bulan yang terkadang redup atau gelap sama sekali. biarkan hatiku yang menyentuh keningmu, membuat jarak dan waktu tak berdaya untuk melawan kita. karna cinta adalah nyawa dalam hidup tiap sepasang yang percaya melawan waktu-- bukan melawan; Tuhan. Andai saja kita bisa terbang seperti sepasang pemanah hati, kita telah sampai tujuan untuk bersama-sama membangun kembali pondasi waktu yang menghilang dan retak menjadi sebuah bangunan yang sangat indah. seperti rajutan kisah kita-- indah dalam kata-kata.

Untuk kita, yang selalu menghancurkan senyum dan menggelapkan kata-kata. 
 yes you!!


Awan dengan hujannya mewakilkan; KITA

Selasa, 02 Oktober 2012

Semenarik hujan dan awan yang seketika kembali mendung itu menjadi nyata. Yaa,, memainkan ilusi ketidakberdayaan kita pada satu tempat yang sama sekali tak ingin kita sentuh. Ternyata Tuhan memang tertawa, melihat ketidakberdaayan kita yang terjebak dalam lubang kegelapan yang selalu kita sebut penghianatan. Aku percaya, akan ada masanya ketika kita tak lagi berkabung, ketika kita akan selalu merindukan awan mendung dan rintikan hujan.Tenanglah sayang, masa lalu adalah penciptaan pesta berteriak kita, pesta yang tak akan ada ujungnya, memaki kata-kata dengan indah, dan menciptakan siluet malam dengan kerinduan.

       Akan kurayakan kesepian ini, bersama angin malam yang menyamarkan hujan. Akan kurayakan kesakitan ini, bersama sang pencipta dingin dari hujan. Dan akan kurayakan penghianatan ini, sebagai bentuk kesaksian kita pada malam dengan rintikan hujan dan dingin yang selalu menusuk kulit kita. simple? merayakan dengan hadirnya dua cangkir teh hangat ataupun susu coklat; untukku dan kenangan kita. Kau tak usah datang, karna kesenanganmu adalah kebahagiaan tertundaku. Simpan keinginanmu tentang penyesalanmu, karena kata-kata tak mampu menjadi penghapus penghianatan yang telah terjadi.

    Kuputar nada melodi yang indah dan menghanyutkan setiap jiwa-jiwa yang memperdengarkannya. Kesaksian nada  memperkuat kita menerka kehadiran hati masing-masing. Biarkan kita seperti ini, biarkan kita tak berdaya, biarkan kita menikmati waktu yang membuat kita menghantamnya. Karna, tanpa awan dan hujan, mungkin kita tak pernah mengerti apa arti kebersamaan dan kesetiaan.


01.01 hello AM !?

Kamis, 26 Juli 2012


Bukan waktunya lagi jam segini gue menyapa para penikmat social network dengan bilang "selamat malam" karena gue sangat menyadari, bahkan amat sangat menyadari waktu yang harus dikatakan 'selamat pagi' ini.. pagi-pagi gak ada kerjaan buat ngenotes (emang) yang gak bakal berselera untuk dibaca (gak penting juga sih) untuk di amati apalagi dikomentarin :p tapi entah kenapa jam segini gue semangat ngenotes. yah,, walau ngenotesnya gak jelas juga sih :D

01.01 AM
sebenernya udah lewat dari jam satu nol satu, tapi anggap aja gue ngenotes tepat jam segitu.

Gue anggap si Netbook ini bola ajaib dan si modem ini dukun. terus gue bisa menjelajah sampai seluk beluk lika-liku kehidupan seseorang bahkan ehm,, perjalanan cintanya *tiba-tiba gue keselek* lalu gue mencoba baca 'kepribadian dari bola ajaib dan perantara dukun ini, terus baca sampai gue nemu satu yang gak bisa buat gue berenti senyum konyol, gue terusin baca, tiba-tiba euforia kekonyolan gue bertambah terus dan terus.. dan sampai akhirnya gue 'gak tahan' buat menyudahinya eeaaaaa.

Dini hari; hari Kamis berarti targetnya yang sekarang udah beda, masih fresh dan sangat penasaran. Tapi tetep masih berkaitan sama target sebelumnya. misi masih tetep sama bray --> meng-KEPO-in orang --. 

hasil riset gue : 
langsung aja kesimpulan dari perjalanan cinta seseorang..
ternyata, ada banyak masa manusia yang melebihi kapasitas kewarasannya atau simplenya setres! gak usah munafik dengan yang satu itu.
Semua bahkan seiisi perut bumi bisa merasakan jelas injakan bumi. 
tapi mungkin tidak dengan PERASAAN!

Ada banyak perasaan yang tak bisa terdefinisikan. Seperti sepasang kekasih yang baru saja berkomitmen untuk bersama tetapi ada banyak hal yang tidak diketahui dari masa lalunya. Berusaha DIAM ketika tak ada yang perlu dijawab, berusaha bertanya ketika jawaban itu jelas dan sudah terjawab. 

Dalam sikap dewasa, ada wadah yang mengisi setiap kedewasaan sepasang kekasih pada tempatnya. Mencoba bersikap manis untuk sebuah kebersamaan yang utuh. Mencoba melupakan dan membodohi hati sendiri jika 'baik-baik aja' semua serba pada wadah kedewasaan. Bukan bersikap membela diri, tapi bersikap realita dan apa adanya.

Hidup diatas cinta akan selalu membuat pundi-pundi kembali tegak, seperti tegaknya sebuah tiang, seperti beningnya air disungai dengan tenang tanpa ada satupun yang mengetahui detik yang akan datang akan tersapu oleh lumpur atau tidak. Dan dengan tertegun lalu menekuk lutut berharap ini semua hanyalah mimpi, tapi tamparan begitu nyata dan jelas. sepasang kekasih tersadar bahwa cintalah yang membuatnya tercampur aduk.

Hanya bisa menebak-nebak apa hati yang ia kasih, hanya bisa berkencan dengan Tuhan dan bercerita mengenai dia. Hanya itu yang bisa dilakukan demi tidaknya sebuah kehancuran.

Dan sepasang kekasih itupun tersenyum, sang wanita sangat merelakan jika sang lelaki masih menatap lurus sang  masa lalunya. Karena ya gitu dah, simple! Doski orang baru bray, dan sang masa lalunya orang lama. Katanya jalanin aja dulu walo sekarang tiba-tiba menggalau. HaHaHa. KONYOL!

Dan itulah sepasang mata gue atas mengKEPOin seseorang dan pada akhirnya dia cerita yang membuat seseorang itu menjadi tak menentu. Sabar ya bray! hidup itu indah asal lo bertempatkan semua pada yang indah-indah. inget minset bray. Dan semoga ini bukan akhir dari segalanya, bukan ALASAN untuk menyudahi semuanya. Karena mata kita akan selalu berdekatan dengan mata Tuhan. Percaya maka akan terwujud.


01you01amyes1am :)
Tepat ketika kekonyolan itu berakhir dalam 45 derajat waktu, mengarsir dingin lalu menyayat jari untuk bisu yes is you.


14 Juli #21JUNI

Sabtu, 14 Juli 2012


untukmu yang bersebrangan dengan imajinasi dan siluet tulisanku.

Perannya gue : cewe dan elo: cowo!

Ada banyak kisah yang harus kita tulis satu persatu dalam buku catatan keabadian.
oke, kali ini gue mencoba sedikit sederhana dengan tidak menguntai kata-kata yang indah!


Lo tau gak? ada berapa banyak kata-kata sayang yang sering kita ucapkan entah itu dari SMS, Telpon ataupun waktu kita bersantai sambil makan ikan sarden atau ikan bandeng? *mikir* pasti lo gak tau PAYAH! gue juga :D mungkin ini sebuah pertanda, bahwa kata-kata itu gak pernah dibuat Target sebanyak apapun. ya you know lah,ada banyak cara melontarkan sayang termasuk ucapan. Dan gue gak munafik, dari ucapan tersebut gue bisa jadi lebay! gue bisa jadi hamster yang naik di pager kandang terus jatoh, naik lagi terus jatuh lagi. atau mungkin gue kaya lagunya ST 12 "aku terjatuh, aku terjatuh lagi dipelukanmu" eeaaaaa. Ucapan itulah yang dapat mematikan dan gak berdayanya seseorang termasuk gue :D.

Awalnya, gue gak pernah berfikir bisa sedekat ini sama lo ( catat: lo cowo! inget peran lo, cowo!) karena seperti pemikiran gue kebanyakan, gak pernah mencoba atau merayu seseorang buat saling berdekatan bahkan untuk saling mengenal lebih jauh. yeah, dan gue melanggar perjanjian gue dengan pemikiran yang terkadang absurd. Entah ini semacam bercandanya Tuhan atau semacam permainan takdir? tapi yang jelas, gak ada yang gak mungkin kalau kemungkinan itu selalu ada atau tak pernah ada kecuali menjadi mungkin atau ketidakmungkinan. apadah?

Gue akui, kita sangat berbeda bahkan amat sangat beda. seperti lo suka dunia politik, yang terkadang kalo lo cerita tentang politik atau organisasi, gue suka ngantuk. Dan sama seperti lo, kalau gue cerita tentang dunia cinta bahkan syair-syairpun lo malah merem dan ngorok! lalu 'menghinanya' sarden plus bandeng gue yang dibilang 'enak' tapi bagi gue 'enek' . semua terlihat jelas bedanya, tapi lo malah menjawab "Emang banyak perbedaan KECUALI CINTA"
kali ini gue sepakat, kecuali cinta? right. Mungkin sebagian orang bersepakatnya gue dengan dia itu suatu hal yang gak pantas dikomitmen. Lucunya cerita tentang kejelekan bahkan kebodohannya dia buat gue ngakak guling-guling. kata mereka gue orang yang baru mengenal dia, dan mereka dengan entengnya bilang suatu saat nanti gue bisa menilai keburukannya.

Suatu saat itu selalu berada dalam iringan Tuhan, mempekerjakan Tangannya untuk bersandiwara ataupun bermelankonis. Gue gak pernah tau apa keajaiban Tuhan nanti, tapi gue percaya rencanaNya selalu indah. Gue yakin, gue mampu untuk merubahnya jika Tuhan setuju. Karena gak ada manusia yang sempurna melebihi batas kewajaran sempurnanya Tuhan. Tapi kalau difikir-fikir ini permainan hidup yang asyik, yang buat gue tertantang untuk menjawab benar atau salah yang tidak pernah ada kata kalah atau menang.


*sambil rebahan dan senyum simpul* sambil mengingat kejadian bunga mawar dan secret admirer maupun Taman Suropati. Apapun itu,apapun kejadiannya, ataupun apapun tastenya. seenggaknya sampai detik ini kita masih bersama.

Untuk DUNIA KHAYALAN..

"Cerita indah itu kita yang buat bukan orang lain, perjalanan cerita itu bukan satu atau dua orang yang terlibat, tapi semua orang yang ada disekitar kita. Nikmatin aja apa yang mereka lakukan. Karena sekonyol-konyolnya kita, sebodoh-bodohnya kita, sejelek-jeleknya kita hanya kita berdua yang tau. dan merangkum menjadi kisah kita"


~mungkin bersambung


C A T U R

Selasa, 10 Juli 2012

Ada banyak perasaan yang gak bisa dijelaskan satu-persatu bahkan belum bisa dibaca. Dunia ini sangat sulit untuk dipahami, bahkan untuk menduganya saja perlu banyak pertimbangan dan perhitungan sekalipun.


Udah lama gue gak ngenotes dan ninggalin cerita yang menarik buat gue share.. Mulai dari gue nginep dipanti asuhan bahkan sampe jadi Master Ceremony orang-orang hebat. Semua gue laluin begitu saja karena akhir-akhir ini gue seneng bergelut dengan puisi dan syair-syair yang nyentuh hati. Saking nyentuhnya, guepun hanyut terbawa perasaan dan lebay eeaaaaa..

Ngomong-ngomong tentang lebay, minggu-minggu ini gue seneng banget main catur. Yah, walo catur yang gue mainin ada di layar laptop yang bisa gue back kalo gue kalah, yang bisa gue klik caranya kalo gue mau menang. Tanpa ada halangan apapun dan tanpa nemuin kesulitan.

Dan terus apa hubungannya lebay dengan catur?
Oke, begini.. Banyak definisi lebay yang bisa kita cermati dalam hidup dan banyak juga lebay yang tak terdefinisikan. Seperti permainan catur yang gue mainin ini, walo gue cuma kenal kuda sama raja doang tapi gue juga harus bisa mengenal siapa kawan dan siapa lawan.

Jika kita bermain catur dalam laptop, udah pasti beda tastenya dengan main catur sambil ngopi :D alias catur beneran gitu dah, catur yang papannya bisa ditekuk -_-
Tapi, walo main catur didalam laptop itu mudah, kita juga harus bisa menyusun strategi yang mematikan. Oke,, seperti penjelasan gue yang tadi, catur laptop bisa kita klik dan akan muncul peletakan strategi catur . Tapi dari proses klik itu, kita juga harus memutar otak supaya ga dimakan lawan. Jika dengan over PD alias lebay gak pengen semuanya rumit, maka tunggu aja lo dimakan lawan. Dan permainan selesai!

Gak jauh beda dengan main catur sama temen lo dan ditengah-tengahnya papan catur yang bisa ditekuk :D. Salah letak permainan bubar, mikir lama permainan hambar. Dan itu tergantung kecerdasan dan trik jitu agar permainan selesai ditangan lo.

Dan waktu gue lagi bengong ngeliatin papan catur yang mirip kaya zebra. Ternyata bisa gue ambil sedikit analogi catur dengan hidup. Hidup itu emang mirip catur, kadang berkotak dan berseling dengan warna yang beda. Ibarat kotak warna hitam, lo berada pada kehidupan yang gelap, gak ada pegangan untuk hidup yang lebih baik tapi jika lo melompat ke kotak yang berwarna putih, ibarat lo berada pada kebaikan dan dalam hidup yang lebih baik. Dan jika lo salah melompat, maka hidup lo bisa diinjek orang bahkan tertindas.

Dalam hidup penuh dengan teka-teki bahkan tanda tanya sekalipun. Dan bagaimana cara agar dapat berjuang terus dan menjawab hidup dengan benar itu tergantung seberapa hebat dan tangguh diri kita yang sebenarnya. Perjuangan bukan dibayar dengan kepuasan. Melainkan manfaat apa yang kita punya terhadap orang sekitar. Hidup jangan dibuat lebay seperti main catur yang terkadang suka kita dengar dengan sebutan "mati". Dan jangan juga salah melompat sebelum strategi dibentuk.

Gue akui, gue mesti belajar dari orang-orang besar. Yang pantas gue sebut guru. Guru hidup dan berdiri atas pengalaman. Dan bekerja cerdas maupun bekerja keras untuk kesuksesan. dan hubungan lebay dengan catur itu sangat tipis "percaya diri" jatohnya kita dari dalam lubang ke lubang yang berbeda.

Adakalanya kita harus hati-hati walau belum menemui bahaya. Karena bahaya selalu datang disaat yang tidak tepat sekalipun.

Dan permainan caturpun selesai. Dengan selesai jugalah gue dapet kekalahan. Tapi dari kalah itulah gue juga bisa mengerti dan mengantongi kesalahan lalu *coret yang tidak perlu.

#klik new game.. :D


unknown #3

Senin, 09 Juli 2012

Dalam masa yang sama, kita selalu membuat indahnya hidup, indahnya semesta dan indahnya kisah kita.
tapi tidak sekarang, tidak hari ini mungkin tidak juga untuk esok.
Karena kita telah berada dalam dimensi yang berbeda, dimensi yang tak bisa kita sentuh, dimensi yang tak terlihat mata kita.

Mungkin, dengan untaian kalimat ini dapat mewakilkan kata hati kita sekarang yang telah bersemayam dan terkubur dalam raga yang berbeda.
Dan dengan kekalahan kita, aku dapat mengerti.
Betapa bodohnya aku...
Betapa bodohnya aku..
dan Betapa bodohnya aku!

Kisah kita yang selalu diperdengarkan Tuhan, Kisah kita yang selalu bertarung melawan takdir.
Dan pada akhirnya tak bisa kita pertahankan.
itulah bodohnya kita.

Lalu, kau pergi meninggalkan ampas yang telah mengendap. Menjadi sampah yang telah termakan usia.
tidak sesuai dengan kesepakatan kita dulu.
kau sengaja! dan itu kebodohanmu!

Telah kupersiapkan sebuah pesta, untuk merayakan kesakitanku.
Bersama matahari yang kuanggap sebagai pengkhianat.
Biarkan aku terbakar bersama kepedihanku, menjadi hangus untuk kerapuhanku.
Dan terimakasih untuk perjalanan kita, yang telah kuanggap sebagai pengecut.


battlepujangga

Cute Running Puppy
RISTY PUTRI INDRIANI

Category list

Ads

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogger news

Clapping Hands

Twitter

Blogger templates

Clapping Hands
Clapping Hands