CINTA SPESIAL #1

Rabu, 25 April 2012


TROY ..
Memarkirkan mobil Jaguarnya di tengah-tengah lapangan sekolah. Dengan gaya stay coolnya, ia turun dari mobil dan melepas kacamata hitamnya.
“Woooy”, teriak seorang cowo pada Troy dan melambai-lambaikan tangan kearahnya di tengah krumunan para siswa. Dengan tatapan yang aneh, Troy bergegas menghampirinya.

“Gila, lo udah kaya anak ayam, kecil banget ga keliatan !”Ujar Troy sambil noyor kepala Nanang, cowo yang melambaikan tangan tadi kearahnya. Nanang mendengus dan mengusap-usap kepalanya kesal, “Mobil baru tuh?” Tanyanya sambil melirik mobil Silver yang ada di tengah lapanganTroy tersenyum tipis, diberinya kunci kontak mobil ke Nanang, senyum Nanang sumringah.
“Taro mobil gue ditempat biasa men!” ujar Troy sambil menepuk bahu Nanang. Nanang loncat kegirangan sambil berlari menuju mobil yang sekarang sedang di krumuni cewe-cewe. “Minggir Minggir ! mobil bos gue jangan sampe lecet !”



HARI SENIN INI ..
 Hari anak baru resmi masuk sekolah “BUDAYA INTERNASIONAL” , dengan gaya-gaya c-u-l-u-n mereka. Troy cekikikan setiap bertemu dan melihat anak baru yang lewat didepannya.
“misi kakak” gaya sopan ala anak kelas satu yang melintas didepannya.
Troy memukul-mukul dinding yang menjadi senderan tubuhnya sambil menahan tawa dan memegang perut. Nanang yang masih belum nyambung otaknya ikut ketawa “Hahahaha “
“Napa lo ketawa ?”, Tanya Troy yang masih memegang perutnya. Nanang garuk-garuk kepala. “engggg,inggg.. apa ya ?” masih garuk-garuk kepala sambil mikir.
“biarin Troy, dia itu suka sarap kalo masalah g-a-u-l” ujar Rey santai sambil menyenderkan tubuhnya di dinding dan menatap Nanang aneh.

Troy geleng-geleng kepala, ia langsung merogoh kantong celana dan sakunya. Sejenak Troy terdiam, seakan memikirkan sesuatu. Di rogohnya lagi untuk yang kedua kalinya sambil menekan-nekan kantong celana dan sakunya.  “ada Rokok?” tanya Troy pada kedua temannya itu.  Rey dan Nanang langsung bergegas cepat merogoh kantong mereka masing-masing. “abis”, jawab Nanang. Rey menaikan bahunya dan mengangguk.
“Sial ! amunisi habis men!” dengus Troy. Mereka bertiga lalu terdiam memikirkan amunisi yang udah tak ada sisanya. “kantin sekolah ga mungkin nyiapin barang kaya gitu!” jelas Nanang. Rey mengangguk. Troy meliarkan dan menyapu pandangannya, seketika ia tertuju pada belokan kecil belakang sekolah “mangsa” Ujar Troy sinis.Tanpa pikir panjang, Ia langsung menghampiri orang tersebut. Rey dan Nanang membuntutinya. “jangan bego ! dia cewe !” ujar Rey, Troy tak bergeming dan masih berjalan menuju perempuan yang sedang membawa sebuah pot kecil.

perempuan tersebut menoleh dan melihat Troy CS yang menuju kearahnya, ia langsung meletakkan potnya tepat berhadapan dengan ujung sepatunya. “missi kak”, katanya lembut sambil bergegas untuk pergi setelah mendapati Troy CS berada dihadapannya.
“Diem ditempat lo! Lo punya apa?” tanya Troy tanpa basa-basi. Cewek itu mengernyit “maksud kakak ?”. Troy tersenyum tipis, dilihatnya pot kecil berwarna hijau yang dibawa oleh cewek yang berada dihadapannya, “coba gue liat pot lo!”perintah Troy. Dengan gugup, ia langsung mengambil potnya dan mengulurkan ke Troy. Troy tersenyum tipis, ia hanya melihat sebuah kertas panjang yang di tempel di pot hijau bertuliskan “Rindu Putri Matahari , kelas X-1”.
“Nama aneh! sekalian aja nama lo jadi bulan, planet, bintang, alien!” ejek Troy. Nanang dan Rey menggembungkan pipinya menahan tawa di belakang Troy. Cewek ini kesal, di injaknya kaki kanan Troy ganas.
“AWWW !”, ringis Troy sambil mengangkat kaki kanannya dan loncat-loncat kesakitan. Rey dan Nanang cekikikan. “Mampus !” ujar cewek ini, ia meletakkan potnya kembali, balik badan dan pergi.
Setelah cewek itu menghilang dari belokan sempit belakang sekolah. Rey dan Nanang tertawa terbahak-bahak melihat kejadian barusan yang dialami bosnya itu.

“GILA! belum tau dia siapa gue!”, ketus Troy yang masih meringis kesakitan. Nanang dan Rey masih tertawa geli. “SENENG LO!”,bentak Troy sambil menoyor pala kedua temannya itu. Troy berjalan meninggalkan mereka.  Rey dan Nanang langsung diam sambil menatap bosnya menghilang dari belokan sempit.
“lo si pake ngetawain !” Rey menoyor kepala Nanang. “Lo juga pake ikutan segala ngetawain !” bales Nanang menoyor kepala Rey. “Lo banci! Malah diem!”  “Lah, lo fikir tadi lo ngapain? banci semok!”  “Kaos kaki satpam!” “Kadal burik!” “Jenggot mak lampir!”  “Ketek onta!”  mereka saling menoyor kepala satu sama lain dan lalu mereka—berantem main jambak-jambakan.



***
“Gila, gue ketemu cowok sok galak! sok penguasa! sok semuanya lah. Paling tu orang cuma berani sama cewek. Dia kira gue cewek polos mentang-mentang anak baru! huh gak akan! Seumur-umur baru kali ini nama gue di katain orang! gak terima! pokoknya gak terima !“ emosi Rindu meledak-ledak pada Gebby yang lagi asik membaca novel di kantin. Gebby cuma menganggukan kepala melihat sahabat barunya yang tengah berkoar-koar dan berapi-api.
“Lo makan dulu ketopraknya, ntar keburu dingin”,kata Gebby santai menyela pembicaraan Rindu.
“Gak bisa! gue kesel sama tu orang! awas aja ntar gue sambit! “ Rindu langsung melahap ketopraknya dengan kesal. Gebby menatapnya aneh sambil tersenyum.
“ntar jam pulang ada eskul basket, lo mau ikut ?” tanya Gebby. Rindu masih melahap ketopraknya dan mengangguk .

ketoprak Rindu telah habis, ia menyenderkan tubuhnya di bangku yang ia duduki, tak sengaja Rindu melihat Dery sedang berjalan kearahnya. Rindu langsung berdiri dan menghalangi jalan Dery. Gebby bingung. Dilihatnya Dery yang berhadapan dengan Rindu dan memandangnya, Gebby jadi mengerti maksud sahabatnya itu.
“Kak Dery mau kemana?” tanya Rindu basa-basi sambil melayangkan senyum manisnya.
Dery membalas senyumannya “mau ke mading, nempelin ini nih “, jawab Dery sambil mengangkat sebuah poster . Rindu mengangguk, “bisa aku bantu ?”. Dery terdiam sejenak lalu mengangguk setuju. Rindu sumringah. dia balik badan untuk bersisian dengan Dery. Di belakang Dery, ia acungkan Jempol ke Gebby karna tanda `sukses`nya. Gebby senyam-senyum geli melihat sahabat barunya itu.

Sepanjang koridor sekolah, Rindu mesem-mesem ga jelas bersisian dengan Dery yang bersikap dingin. Ketua osisnya itu tak bersuara atau tak berbicara basa-basi seperti yang Rindu harapkan. Tapi, membuat dirinya dekat seperti ini sudah merasa seperti ratu sejagat yang mendampingi Raja. Menurutnya, Dery adalah cowok yang paling keren dan macho yang ada di sekolah ini, dia menyimpulkan sendiri setelah melihat para cewek menatap dirinya dengan—mupeng .
“ini informasi apa sih kak ?” tanya Rindu basa-basi lagi, yang mengamati Dery membuka kaca mading.
“informasi untuk anak baru kaya kamu, kalau sekolah kita gak mati “, jelas Dery sambil menempelkan poster.
Rindu mengangguk sambil membantu Dery menempelkannya. “sering aja kaya gini ! biar PDKT gue berhasil.. yess !!!”


***
“Lo gak langsung pulang kan ?”
“iyalah, BASKET HIDUP GUE !” jelas Troy sambil menepuk dadanya. Dio  Tersenyum sambil memasukan buku-buku kedalam tasnya.
“oke, gue tunggu dilapangan “, ujar Dio senyum dan meninggalkan Troy yang masih mengotak-atik handphonenya.

Panasnya hari ini sangat menusuk kulit. Dengan semangat, Rindu mengganti baju seragamnya dengan baju basket barunya. Lalu dengan riang memasuki lapangan basket bersama Gebby.
PRIIITTTTTT !!!
“cepet-cepet pada baris!” perintah Dio pada siswa-siswi baru yang tengah berkumpul dilapangan dan telah siap mengikuti eskul basket.
 Troy yang baru masuk ke lapangan, mengagetkan Rindu yang tengah asyik meluruskan barisan. Mendadak semangat Rindu luntur. wajah Rindu jadi bete. Menjadi tak berselera.
 “cowok itu tuh yang buat gue kesel hari ini”, bisik Rindu pada Gebby yang berada di belakangnya. Raut wajah Gebby terlihat bingung “itu pentolan sekolah kita, ngaco!” balas Gebby dengan bisikan di telinga kiri Rindu. Rindu membulatkan mulutnya sambil mengangguk.
“Teman-teman, pastinya lo kenal sama gue berdua “, Dio menjelaskan. Troy kini telah bersisian dengan Dio. “gue dan Troy adalah pelatih kalian. Troy adalah kapten basket kita. Dia telah memenangkan kejuaraan basket internasional tahun lalu dan kalian harus bangga dengan pelatih kita”, Semua bertepuk tangan mendengarkan penjelasan Dio. Tapi hanya Rindu lah yang tak berminat.
Troy meliarkan pandangannya pada anak baru yang dia anggap masih c-u-l-u-n ini. Dengan kagetnya ia melihat Rindu yang mendengus kesal, ketika tatapan mereka bertemu. “bagus ! ni cewe masuk kandang !”

“Oke,cukup perkenalan dari Dio , sekarang kalian harus pemanasan dulu. Keliling dua puteran aja. Tapi kayaknya buat yang itu tu “, Troy menunjuk Rindu, semua menengok ke arah Rindu.Rindu kembali bĂȘte. “lo keliling tiga puteran sambil loncat-loncat biar tinggi dan berisi dikit,soalnya badan lo kecil banget ga nyampe buat lempar bola basket ke ring “, Jelas Troy, semua cekikian menahan tawa. Dio yang mengetahui sifat sahabatnya seperti itu hanya geleng-geleng kepala senyum.
“OKE CEPET!”, perintah Troy sambil menepuk-nepuk kedua tangannya. Siswa-siswi baru tersebut berhamburan dan saling berlari mengelilingi lapangan basket. Troy dan Dio berada di tengah-tengah lapangan sambil mengamati anak baru yang menuruti omongannya. “woy yang itu! Loncat dong!”, seru Troy sambil menunjuk Rindu. Rindu semakin menahan kekesalannya sambil meloncat-loncat. “sial ! cowok gila !”

Dio menepuk bahu Troy sambil cengengesan “ Sensi banget men sama tu cewe". Troy tak menanggapinya, ia masih memperhatikan semua anggota basket yang masih lari. 
"nanti gue butuh bantuan lo men!”, ujar Dio. 
Troy menoleh santai “masalah Freak ?”. Dio menaikan alisnya. Troy mengangguk “Gue punya cara yang liar!” senyum tipis Troy mengembang. Tanpa basa-basi Dio setuju.

“Oke selesai! “ Troy memperintahkan Rindu untuk berhenti setelah hampir tiga putaran. Rindu langsung berada pada barisannya sambil mengatur napas yang masih tersenggal-senggal.

“Sekarang kita coba kalian masukin bola ke ring” perintah Troy sambil mendribel bola. “baris memanjang!”, perintahnya kembali. Dilemparkannya bola basket pada siswa yang mendapat giliran pertama. Siswa tersebut mendribel bola basket dan— masuk. Troy dan Dio kompak tepuk tangan.
“selanjutnya”, perintah Dio. Giliran Rindu, antara kegok dan gagap dilihat Troy, ia mendribel bola basket dan—
“Payah! gitu doang ga masuk”,  Troy geleng-geleng kepala sambil menyilangkan tangannya di dada. Dengan santai, Ia langsung menyeret Rindu dan mengisyaratkan Dio melanjutkan latihannya. Troy mengambil bola basket didepannyai lalu menyeret tangan kiri Rindu lagi sampai pada ring basket yang bersebrangan dengan ring yang tengah dipakai latihan.
“gue mau liat permainan lo lagi!”Troy melemparkan bola basket ke Rindu. Dengan tampang betenya Rindu mendribel bola dan memasukan bola ke ring.
“Bodoh banget sih lo ga bisa masukin tuh bola!”Troy menghampiri Rindu yang mengatur posisinya kembali. “lo berdiri disini!”, ia menyeret Rindu pelan dan berdiri didepannya “lo angkat bola kaya gini” kini Troy memegang kedua tangan Rindu dan mengangkat kedua tangannya. Wangi parfum di tubuh Rindu membuat dirinya berhenti dan jantungnya seketika berdegup kencang. cepat-cepat ia menyadarkan diri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya “coba lo lempar”. Rindu mengikuti perintahnya lalu melempar bola basket ke dalam ring dan— masuk.

Rindu loncat kegirangan. “ lain kali yang bener mainnya” saran Troy datar.  “thank’s kak” . Troy  mengangkat bahu dan mengisyaratkan Rindu untuk kumpul bersama teman-temannya lagi.
“Lo diapain sama kak Troy ?”,tanya Gebby penasaran setelah Rindu bersisian dengannya. Rindu mengangkat bahu “Cuma gitu doang”, jawab Rindu sumringah. Gebby mengamati temannya dengan teliti “ada yang aneh dari lo “. Rindu menatap Gebby aneh “apanya ?” . Gebby menggeleng-geleng kepala bingung.

“oke, cukup latihan hari ini” Dio berteriak dari ujung lapangan, para siswa dan siswi mendekati Dio langsung berbaris. Troy mengamati Dio dan anggota barunya di bangku panjang sambil mendribel pelan bola basketnya.
“Latihan hari ini selesai, sekarang kalian boleh bubar”, Dio menutup latihan basket hari ini. Para siswa berhamburan mengambil tas mereka masing-masing. Rindu dan Gebby, menyenderkan tubuhnya di bawah tiang ring sambil meneguk air dari botol minuman mereka.
“Lo pulang naik apa ?” tanya Gebby setelah meneguk minumannya.
“Angkot, kalo lo ?”
“Metromini, yaudah yuk. Udah sore. Kita ke halte” Saran Gebby. Mereka lalu mengambil tas dan pergi menuju gerbang sekolah.

Dio menghampiri Troy yang masih duduk sambil meneguk minumannya. 
“Hari ini ?” tanya Troy penuh kepastian. Dio menenggak minumannya sambil mengacungkan jempol kirinya.
“Gue duluan”, ujar Dio sambil menepuk bahu Troy “Pengen tau seliar apa elo!”  Ujar Dio Sinis sambil berdiri mengambil tasnya. Dengan santai, Dio pergi menuju parkiran. Mobil Sport hijaunya terparkir mengkilat. Dio langsung bergegas masuk ke mobilnya dan dilihatnya ponsel smartphonenya dari dasbor mobil.

“AKU TUNGGU YA SAYANG “ sebuah sms singkat nyangkut di nomornya. Dio tersenyum dan langsung melempar ponsel smartphonenya ke samping joknya . “Tunggu gue”, batinnya. di injaknya pedal gas, Dio melaju mobil sportnya dengan santai.


***
Troy menyenderkan tubuhnya di bangku panjang lapangan basket ini. ia menatap awan dalam-dalam sambil meresapi kenikmatannya “bisa bakar mata gue”,ujarnya pelan. Ia tersenyum tipis. Troy mengatur posisinya dan melihat jam arloji menunjukan pukul 3 sore.  Dengan bergegas, ia slempangkan tasnya dan menuju parkiran.Sejenak Troy terdiam, lalu merogoh tasnya sambil merasakan sesuatu yang ia cari.
“MATI GUE, gue lupa! kunci mobil masih sama Nanang!”, Sadar Troy sambil menepuk jidatnya berkali-kali Karena dia tahu, Nanang telah pulang lebih dulu. Seketika ia tersadar lagi “DOMPET DI DALEM MOBIL!” .  “apes-apes”, lemasnya sambil menggaruk-garuk kepala.

Dengan terpaksa bermodalkan uang 10ribu di kantongnya, Troy menyeret tubuhnya berat ke halte depan sekolah. Dilihatnya angkot berwarna biru sesuai tujuannya yang lagi ngetem. Troy bergegas menuju angkot tersebut dan duduk di pinggiran pintu angkot. “baru kali ini gue naik angkot ! gila ! bau asem juga Haha !”. mobil angkot yang telah penuh itu akhirnya jalan. Troy menyapu pandangannya kearah penumpang di dalam angkot satu persatu. Seketika pandangannya terhenti, dilihatnya gadis di ujung mobil angkot sedang mengipas tubuhnya .
“LOH ? elo ?” Rindu terbelalak. Muka Troy memerah menahan malu. “Lo naik angkot juga ?” tanya nya lagi. Troy diam nunduk kepala. Seketika tawa Rindu meledak. ia tak habis fikir, Pentolan dan jagoan di sekolah naik angkot “Hahahaha”, semua penumpang memandang Rindu aneh. Wajah Troy semakin memerah.
“Psst, berisik lo bangke!” Dengus Troy. Rindu langsung membungkam mulutnya. Ia tersadar semua penumpang menatapnya aneh. Rindu membuang muka dan menatap jalan sambil mengipas tubuhnya kembali. Troy menarik nafas dalem-dalem “Anjrit ! nyawa gue tarohannya !”
Entah berapa menit Troy berada di dalam angkot, akhirnya sampai pada tujuan, ia langsung loncat dari angkot dan membayar ongkosnya. Rindu masih bertahan di dalam angkot, rumahnya masih lumayan jauh dari perumahan elit yang kini Troy tapaki. Troy berjalan ke dalam perumahan “KAVILAG” dengan kesal. Rindu menatap Troy dari angkot yang menuju perumahan tersebut. “Aneh ! ke perumahan elit tapi naik angkot dulu” Rindu menggeleng-geleng kepala sambil menatap Troy yang kini menghilang dari pandangannya.


****                                                                                                       
Rindu, membayar ongkos angkotnya setelah berada di gang rumah kecilnya. Rumah yang sederhana, yang ia singgahi bersama mamanya. Hanya mama-nya seorang. Papanya yang tahun lalu telah meninggal akibat serangan jantung karena usahanya bangkrut. Memaksakan Rindu untuk membiasakan diri hidup berkecukupan.
Rindu merogoh tasnya dan mengambil kunci rumahnya, ia tau. Mamanya sedang bekerja untuk menghidupkannya. Rumahnya terlihat sepi, Rindu tak punya siapa-siapa selain mama-nya. Tak punya Adik maupun Kakak. Memang dia merasa kesepian . Tapi dia tak pernah menyulitkan hidupnya untuk memikirkan itu.
Rindu langsung bergegas menuju kamar mandi, ia langsung membersihkan tubuhnya, lalu membersihkan rumahnya. Sore seperti ini, Rindu senang menghabiskan waktu dengan membaca novel sambil mendengarkan radio menunggu mama-nya pulang.
“jam 4, sejam lagi mama pulang”


***
Troy, bergegas masuk ke salah satu rumah elit tersebut. Ia tahu, bahwa sahabatnya sedang di guncang cinta yang hebat dari seorang cewek. Dan Troy! yang sangat membenci cewek manja, cewek lebay! membuat dirinya berkoar-koar memberi pelajaran sama cewek itu.
Dilihatnya mobil sport hijau milik Dio terparkir di garasi rumah. Ia tersenyum tipis. Tanpa ba-bi-bu-be-bo, Troy menuju lantai dua rumah tersebut.

BRAKK—ia membuka salah satu pintu kamar.
Dugaan dia benar, Dio bersama seorang cewek yang sedang memaksa Dio untuk berbuat `aneh-aneh` . Dio dan cewek itu langsung menatap Troy dari pintu yang di dobraknya. Dio tersenyum dan mengangkat jempol kanannya sembunyi dari cewek yang berada di sampingnya.
Langkah kaki Troy kini menjadi pusat perhatian cewek itu. Kini Troy  telah berhadapan dengan cewek yang menatapnya kesal. “Lo tau gak?” tanya Troy lemah. Cewek itu mengernyit dahi. Troy tersenyum tipis. “Lo mau pergi apa lo pengen liat orang yang selama ini....” Troy tak melanjutkan omongannya. cewek itu tetap diam. “LO yakin gak mau pergi ?”
“ENGGAK !” bentak cewek tersebut. Troy tetep santai sambil memberikan gaya stay coolnya. “oke, lo liat nih !”
Troy langsung menyeret tubuh Dio sampai di dinding kamar. Dio tetep diam. “LO yakin ga mau pergi ?”tanyanya sekali lagi. Cewek itu tetep kekeh .

“lo liat nih !” Troy mendekatkan wajahnya ke Dio, lebih dekat, bahkan sangat dekat ! keringat dingin bercucuran di wajah Dio, tapi Dio masih santai. Jantung Troy marathon,.bibir Troy berdekatan dengan pipi Dio .
CUPP—dikecupnya pipi Dio oleh Troy. Cewek itu terbelalak tak percaya. Ia geleng-geleng kepala lalu pergi secepat kilat. Troy dan Dio melihat wajah cewek itu penuh jijik ke mereka . 


continue...




komentar dan like'n cerita Cinta Spesial di facebookku 


1 komentar:

http://shameedalfarch.blogspot.com mengatakan...

Cinta special yg sbenernya kayak gmana sh.

battlepujangga

Cute Running Puppy
RISTY PUTRI INDRIANI

Category list

Ads

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogger news

Clapping Hands

Twitter

Blogger templates

Clapping Hands
Clapping Hands