LEBIH INDAH DARI JARAK DAN WAKTU

Kamis, 22 Agustus 2013

Bagaimana Tuhan menghadirkan rasa hanya dalam setiap kata-kata yang kita ciptakan?


Ini bukan hanya sepasang kekasih yang berbaur dengan ucapan dalam diam, lalu merangkai indah dalam keheningan yang ditawarkan oleh kerinduan. Terpaut jauh menemani kesendirian kita dalam pengharapan yang begitu bias. Kamulah penciptanya, pemegang peranan penting dalam sepasang kita yang terhalang dengan jarak. 

Terkadang aku mengutuk rasa yang semestinya hadir pada sepasang yang saling menggenggam erat pada lekukan tangannya. Mengikrarkan janji bersama dengan hembusan nafas lalu memberikan suasana dimana hanya kita yang berada disana. Tetapi kita berbeda, hanya dengan satu persatu kata membuat kita menitikan do’a tanpa kita tahu siapa kita sebenarnya. 

Apakah kita sama-sama bodoh? Menganggap semua wacana hidup yang ditawarkan semesta adalah takdir yang membawa kita menjadi sepasang kekasih? 

Apakah kita sama-sama merindu saling mencinta? Menganggap semua yang kita rasakan adalah bulir-bulir yang kita sebut asmara? 

Rasa kita seperti mengoyakan kertas menjadi serpihan-serpihan kecil, tertiup angin lalu berserakan tak menentu arah. Hilang bahkan mengendap dalam kikisan tanah. Membiarkan hati kecil kita menunggu untuk menyudahi penat dalam kepercayaan pada kata. 

“Kamu harus sabar, kita pasti akan bersama selamanya.” 

Deretan kata yang ku sebut rapalan do’a membuatku sedikit demi sedikit berdamai dengan hati. Membiarkan waktu terlena pada masa yang semestinya membuat kita jauh, bukan 
membuat kita menghentik an cerita yang biasa. Bagaimana sebuah kata menjadi luar biasa? Semua karena kamu. 

Kamu, adalah pesta dalam. pikiranku. Membuatku berteriak pada malam, membiarkan menikmati kesendirian sampai pada akhirnya hanya kata-kata yang menemani diam. 

Biarkan jarak membunuh waktu—menghentikan lalu mempersatukan kita yang memburu rindu. Sebab, cinta kita adalah pertanyaan, belum terjawab pada waktu yang berbeda. Yang masih menunggu permainan selesai dan menunggu kita berada di garis finish. 

Kamu senyawa dalam pikiranku, membuat aku berulang-ulang memimpikan takdir mempersatukan kita. Tidak dengan jarak, tidak dengan kata-kata dan tidak ada alasan apapun yang menyudahi semua ketidakpastian ini. 

Karena aku percaya, akan ada masa dimana kita tak lagi berkabung dan membiarkan hati kecil kita menyampaikan pada isyarat malam untuk membawa rindu kedalam pelukanmu. 



Teruntuk kamu; tepat berada di dalam mati. Membiarkan meniti kemufakatan rasa-pikiran-janji 
Bekasi, 22 Agustus 2013  


Bisikan Rasa

Senin, 19 Agustus 2013


Sudut matamu membisikan hati yang mengalunkan nada cinta untuk kita perdengarkan setiap hari.
Senyum indahmu menjadikan fatamorgana dalam senja yang tak dapat memperdayakan waktu.

Entah nyata atau semu, aku hanya mengetahui bagaimana Tuhan membiarkan kita berteduh pada ruang hati, membakar semua rasa sedih, menyediakan ruang kebahagiaan lalu mengibarkan kesetiaan yang telah melekat.

Pertemuan itu lagi! Getaran itu lagi! Semestinya kita merasakan serpihan hati hampir menyembunyikan waktu. Mengecup kebersamaan kita dan membuat semua menjadi nyata.
Tuhan mengizinkan, lalu izinkan aku berdiam sebentar untuk tinggal lebih lama pada hatimu.

Aku dan kamu adalah senyawa dalam rasa, Membaur dengan rindu, meresap pada hati..
Semua luka, air mata, kehilangan adalah jatuh cinta tanpa jeda..
Pernahkah kamu membaca cinta dalam perkara jeda?
Jeda yang memburu untuk nenuliskan kata Cinta dengan lipatan waktu. Nyatanya, kamu tak perlu waktu, bacalah disetiap petunjuk gerak rasaku. Tak perlu nanti, karena 'kelak' hanya milik mereka yang tak pernah mengecap rasa rindu..

Ada rindu yang menyeka, menyempurnakan bait garis waktu.. pada saat itu, aku mengeja bahagia dengan berulang-ulang padamu..
Kamu,, adalah perjalananku dengan do'a, menerjang badai dengan ketabahan sekaligus tempat berlabuh yang telah terselimuti kenyamanan. Adakah tempat untukku bersadar pada letupan rindu?

Biarkan aku bertempat dihatimu, karena tidak ada alasan untuk mengadu pada malam, mengadu pada senja dan membiarkan rindu menjadi angin..
Biarkan selamanya menetap lalu bahagia membanjiri jemari kita..
Tetapi, bila memang takdir dimiliki oleh Tuhan.. Jangan pernah menyalahkan Cinta, jangan pernah menyalahkan waktu, sebab kita berada disini sama seperti takdir; dihati Tuhan.

Teruntuk kamu—tepat berada dalam goresan kata yang kusebut rapalan do’a untuk kelak ketika Tuhan merestui kita.


battlepujangga

Cute Running Puppy
RISTY PUTRI INDRIANI

Category list

Ads

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogger news

Clapping Hands

Twitter

Blogger templates

Clapping Hands
Clapping Hands