senja dalam kelabu

Senin, 12 Maret 2012

Senja, 
Kali ini aku bicara tentang senja. Senja yang timbul ketika matahari bersiap-siap menyerah melawan gelap. Senja, yang sekarang ku kagumi dan menghipnotis ku untuk selalu menggenggam senja. Ketika senja berteriak dan memanggil-manggil namaku untuk mendekatinya. Ternyata, semua orang mendengar teriakan tersebut, lalu berlomba-lomba mendekati senja. Semua isi pertanyaan dikepala setiap orang yang menatap senja berbeda. Oh ya, bahkan aku bisa membaca isi pertanyaan dikepala mereka. Kau mau tau? 
Sudahlah. buat apa kau tau, karena aku telah berdiri didepanmu diantara para senja yang mengelilingi kita. 


Dibawah pohon yang rindang ini, diatas bukit kecil yang hanya bisa kita tempati berdua. 
Senja, 
Mengukur seberapa keangkuhanku pada ciptaan SEMESTA untuk memberikan yang lebih indah, dari apa yang kulucuti dari senja. 
Menatap bersama-sama kearah matahari yang tersipu malu sambil menenggelamkan nyawa di belakang gunung indah itu. 
Ketika gelap datang dan Senjapun menghilang, aku tak mau mengeluh sedikitpun. Karena senja itu bukan kamu ternyata. 
Tuhan membukakan kedua mataku dari lapisan paling bodoh yang ku kenal. Lapisan yang diselimuti oleh nafsu dan naluri yang menggebu. Ah, seandainya aku bisa menguntai seperti sajak senjamu, mungkin aku bisa berkolaborasi pada biasnya jingga. Lalu mengalunkan musik dari gitar yang kau mainkan. Ketika itu, Kelabu mulai samar-samar dan hampir menghilang. 


SANG (*), memberikan senja bercampur kelabu untuk mengelabui hatiku. Nyatanya ; iya. Hampir saja aku ingin memakiNya lalu menyemprotkan papper spray pada biasnya kelabu. Karena yang kutau senja bukan kamu, kamu bukan kelabu yang terabu yang kukenal. 
Boleh aku bersandar dipundakmu sebelum kau menyerah ?. Ketahuilah, bahwa aku rindu pada genggaman tanganmu, bahwa aku ingin memaki diriku ketika aku menggelapi realitaku. 
Kepada TUHAN ku dan TUHAN mu, melihat tingkah laku kita pada semesta. Pada apa yang mengganggu cerita indah kita, tapi ku hanya bisa diam. Diam melihat semua skenario yang kau mainkan. Lalu ketika kau melihatku, ku hipnotis semua tentang apa yang ada di 'merahku' . Karena ini semua, Tuhan ku dan Tuhan mu yang memberi serta menaburkan serbuknya . 


Gelap mulai datang, kita masih disini. Dibawah pohon rindang dan masih menatap tempat terakhir kepergian maha. Pulanglah, malam segera berlalu, ambil selimutmu dan bicaralah pada indah semestamu, tentang hatimu ketika melihat senja. 


Dan aku masih terdiam, sambil menyenderkan tubuhku di batang pohon yang besar ini. Memejamkan mata dan berharap kelabu segera menghilang dalam senja. 




Risty :) #battleof -P


0 komentar:

battlepujangga

Cute Running Puppy
RISTY PUTRI INDRIANI

Category list

Ads

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogger news

Clapping Hands

Twitter

Blogger templates

Clapping Hands
Clapping Hands